Minggu, 04 Maret 2012

waktu pagi

bismillahirrohmanirohim...


Bagiku waktu selalu pagi. Di antara potongan waktu dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga di nun jauh kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi; malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan nafas tertahan.
_Tere Liye_
betapa tidak dengan membaca kata-kata diatas rasanya ribuan bayangan yang memang selalu menjelma entah menjadi mimpi atau menjadi sebuah bayangan janggal selalu merenggut pikiranku. Namun di setiap pagi, mataku melihat lain, telingaku mendengar lain. ada janji-janji masa depan yang harus diperjuangkan, begitu katanya. Beringsut cepat meninggalkan kasur, sejurus kemudian mengambil air, untuk sekedar membasuh muka dan anggota tubuh yang menjadi syarat menghadap Rabb-ku. Untuk setiap hati yang merasa gelisah tak bertepi, setiap jiwa yang lelah akan aktivitas rutin yang membelenggu, namun disaat itu aku bisa merasakan kedekatan denganNya, bisa mengungkapkan semua yang menjadi ganjalan pikiran selama ini, atau bahkan untuk saat ini mengeluhkan seluruhnya, hingga hati ini menjadi tentram.
untuk beberapa alasan aku hanya ingin menjadi perempuan kuat seperti yang diperlihatkan oleh ibuku dalam sepanjang perjalan hidupnya, namun untuk alasan lain aku pun merasakan kelamahan yang tak terperi dalam diri yang tak bisa aku tahan lagi. bagiku dua sifat itu memang sudah kodratnya berada dalam satu jiwa. benar bukan?
saat tiba masa penantian yang berujung pada kesimpulan, aku hanya perlu banyak berprasangka baik pada Sang Maha Pencipta Langit.
lelah. kata itu yang kadang selalu berputar mengisi seperempat isi otakku. namun akhirnya ia dengan sendirinya akan pergi atau dilawan dengan sabar dan ikhlas. Untuk saat ini aku hanya takut "itu" terulang kembali. Untuk itu aku hanya meminta kekuatan pada Yang Maha Kuat. sungguh aku tidak ingin membuat semuanya berantakan atau bahkan berpaling hanya untuk melihat kelemahan. Tuhan, tolong.
aku tahu berapa banyak nikmat yang secara tidak sadar aku tidak syukuri, atau berapa banyak waktu yang luang lalu kusiakan, bahkan nikmat sehat yang aku hamburkan dengan percuma..banyak. melebihi dari banyak bahkan. Hanya saja aku selalu yakin dengan Firman yang menyebutkan bahwa Engkau tidak akan berikan kesulitan diatas batas kemampuan. hanya perlu sedikit waktu untuk menyadarkan.

oniel_93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Orang katakan tentang menjadi “Dewasa”

Sekelumit “ini” dan “itu” seakan berputar-putar di kepala. Ini sudah masanya dimana orang-orang mencari cara untuk menghabiskan waktunya(b...