Kamis, 03 Mei 2012

Nasionalisme( Bukan Tataran Definisi)

Nasionalisme bagi siapa saja yang mengaku dirinya bagian dari Negara ini



ketika banyak diantara kita membicarakan makhluk yang bernama nasionalisme, seperti apa bentuknya, apakah itu bulat, elips, kotak, atau apa? entahlah aku pun nampaknya masih samar dengan bentuknya sendiri. apa itu nasionalisme, nasionalisme seperti apa yang harusnya dimiliki oleh setiap bagian dari bangsa yang mengaku ia bagian dari negara ini.
merinding mengingat nasionalisme hanya sebagai sosok kata-kata belaka, tak berbentuk nyata. Mengaku bernasionalisme tinggi nyatanya perbuatan tak sesuai perkataan. Sebelum beranjak ke hal lain, kita tentunya mafhum dan paham apa itu nasionalisme, dalam tataran definisi nasionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia berati  paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: --makin menjiwai bangsa Indonesia; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. lebih jauh lagi mungkin bukan itu yang akan coba dibahas, namun hanya ingin sedikit membuka tabir-tabir yang dahulu mengungkung kepala ini tentang makna nasionalisme sebenarnya.
Bagaimanapun juga sebagai warga negara yang dianggap baik, tentunya kita memiliki rasa nasionalisme, sedikit atau banyaknya rasa itu tumbuh tergantung pada bagaimana menyikapi nasionalisme itu sendiri. Membahas mengenai hal ini, aku agak tergelitik pada banyaknya kenyataan yang memperlihatkan lucunya bangsa ini memaknai nasionalisme. Atau mungkin aku sendiri masih dalam ilmu yang belum memadai untuk mengaplikasikan nasionalisme itu sendiri. Aku, Bangsa, Negara, Nasionalisme. Bagaimana kaitan antara satu dan lainnya mari sama-sama kita renungi dan lihat dari berbagai sisi semua kata tersebut.
Menyangkut nasionalisme ini sendiri, yang aku pahami bagaimana cara kita memerankan fungsi sebagai individu yang merupakan bagian dari bangsa Indonesia bisa berkontribusi untuk masyarakat luas. Tidak perlu muluk-muluk, seringkali kita terlalu rumit memikirkan bagaimana menyalurkan nasionalisme ini, namun seringkali kita juga lupa bahwa disekitar atau disekeliling kita masih terlalu banyak orang yang membutuhkan uluran tangan. Untuk sekedar meringankan beban hidup yang terlalu berat ditanggung sendirian. Tidak usah terlalu banyak mempaparkan tentang arti nasionalisme kepada orang banyak, cukup melihat ke dalam diri, sudah seberapa banyak memberikan bantuan terhadap orang yang terdekat minimal.
Menyikapi hal ini tentunya harus banyak yang dibenahi mulai dari dalam diri kita sendiri, jika saja nasionalisme ini bisa dijadikan sebagai bahan renungan bagi setiap diri, tidak ada yang tidak mungkin negara dan bangsa ini bisa dijadikan sebagai role model untuk negara yang lain. Mungkin impian menjadi sebuah negara role model masih sangat jauh dari harapan, mengingat kini Negeri kita sedang dihadapkan pada musuh-musuh tak nampak yang tanpa disadari melunturkan kecintaan kepada tanah air, tidak hanya itu bahkan nasionalisme itu sendiri menjadi sesuatu yang samar tak jelas apa maknanya bagi orang yang menngenalnya sekalipun.
Pengkaburan arti tersebut yang kadang membuat banyak orang salah arti dengan nasionalisme. Nasionalisme disimpan pada tempat yang setinggi-tingginya, namun tanpa ada pengamalan yang berarti. Bangsa ini sudah cukup banyak melahirkan orang-orang yang bisa dijadikan teladan dalam memaknai nasionalisme, namun nampaknya nasionalisme kini masih dalam dimensi waktu lampau. Memahami nasionalisme sebagai salah satu sikap yang seharusnya bisa dibangun dalam diri setiap individu, apa salahnya mencintai negeri yang pernah dijadikan sebagai tempat kelahiran, apa salahnya bangga dengan menyebutkan Indonesia sebagai negeri tempat asal saat berada di negeri orang. Adakah yang salah? Menurutku yang salah adalah ketika nasionalisme itu dijadikan sebagai dalih melakukan hal lain yang padahal sama sekali tak ada sangkut paut dengannya. Yang salah adalah ketika nasionalisme diartikan sebagai paham yang hanya dilihat dalam sudut pandang kecintaan pada negeri, tidak lebih.
Aku pikir ini semua bukan tentang kata, namun tentang makna. Bukan juga tentang kosa kata, namun tentang kerja nyata. Nasionalisme bagiku bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi siapa saja yang ada disekitar kita, dengan begitu saja kita bisa memberikan bukti nyata bahwa kita cinta, betapa kita ingin menjadikan Negeri ini menjadi negeri yang bermartabat, dengan menularkan dan menciptakan individu-individu yang mengerti akan arti kecintaan itu, maka peradaban itu sudah kita mulai. Kita mulai dengan melakukan aksi. Meski kecil namun terus-menerus.


Mei 2012
Wina Asterina
Peserta UISDP 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Orang katakan tentang menjadi “Dewasa”

Sekelumit “ini” dan “itu” seakan berputar-putar di kepala. Ini sudah masanya dimana orang-orang mencari cara untuk menghabiskan waktunya(b...