Selasa, 21 Februari 2012

menjemput impian kadang seperti mengejar bikun

bismillahirrohmanirrohim

ah, akhirnya aku kembali lagi. Kembali kepada dede asus yang sempat beberapa hari lalu ditinggal-di kamar. mulai aja yuk, setelah beberapa hari ini kaki kesana kemari, sekarang mulai tangan yang beraksi mencari kata-kata yang tepat untuk dirangkai agar nanti yang baca*kalo ada yang baca sih gak sia-sia membuka matanya untuk memaca tulisan yang tidak sekedar tulisan ini.

mulai dari kisah agak sedikit lucu namun aku yakin memunculkan sebuah hikmah. Pagi itu aku akan menghadiri sebuah training menulis karya ilmiah, tepatnya pada hari Sabtu. Sebelum lebih lanjut aku ingin berbagi sedikit hal-hal yang ada di kampusku, di kampusku tersedia fasilitas gratis seperti bikun*bis kuning, ada pula spekun*sepeda kuning, bikun itu bekerja pada worktime senin-jum'at jam 07.00-21.00 dan terjadwal disetiap berapa menit sekali dia akan berhenti di setiap halte di fakultas*walaupun yaa cukup tau lah bagaimana ketepatan waktu di Indonesia....(uupss, cukup gak uah dibahas), sedangkan pada hari sabtu hanya sampai pukul 14.00 saja. Nah, ditambah pula disetiap sabtu itu tidak terjadwal pasti si bikun akan nongol dan pergi kapan. Singkat cerita, aku bersama teman yang sedang berjalan menuju ke halte, kita sedang berada 3/4 jalan menuju si halte tercinta, dan dalam obrolan itu kebetulan sedang membicarakan si bikun, dan terjadilah percakapan singkat dengan temanku itu"akan ada bikun gak ya?kalo lama gimana?", dan temanku itu hanya menjadi pendengar yang baik, tapi tiba-tiba dari kejauhan si Bis Kuning itu melenggang dengan indahnya di depan kami, bisa dibilang hatiku saat itu langsung *wusshhhh*pergi barengan dengan jalannnya itu bikun, tapi kekecewaan itu terobati karena emang si bikun gak berhenti di halte yang kita tuju#alhamdulillah, kataku dalam hati. Selang beberapa menit kemudian, bikun yang asli muncul, dan kita masih 1/2 jalan menuju kesana, disitulah iman kita diuji*halah terlalu berlebihan memang#abaikan. Disitu kita bener-bener bimbang antara lari mengejar bikun atau membiarkan dia lewat begitu aja, karena pertimbangannya kalo kita lari takutnya percuma pas kita udah kejar malah sebentar lagi sampe jatohnya ditinggal begitu aja, atau kalo kita tidak lari saat itu juga kita akan korban ngojek alias pergi ke lokasi dengan ongkos sendiri karena takut telat training,......dan taraaaa akhirnya Alloh bener-bener kasih jalan buat kita, kita gak pernah nyangka kalo si bikun ternyata membawa penumpang yang turunnya buanyak banget di halte yang kita tuju, walhasil si bikun tercinta kayak nungguin kita, kita pun dari kejauhan yang otomatis nyadar masih ada kesempatan mengejar bikun, lari secepat kilat.....wiiissssshhhhh.......sampailah kaki ini di bikun,...langsung cengar-cengir kayak kuda deh. End.

dari perjalan itu aku mencetuskan suatu teori*tolong lebih di analisis teori saya karena pastinya masih banyak kekurangan,:p, bahwa terkadang menjemput impian itu seperti mengejar bikun, ya sesimple itu kawan. Aku saat itu juga gak pernah nyangka kalo si bikun bisa aku capai, karena saat melihat dia dari kejauhan aku masih ragu-ragu untuk berlari, namun setelah si bikun itu memberikan sebuah tanda kalo dia akan berhenti lebih lama, jadilah aku memutuskan berlari sekuat tenaga mengejar dia sampai akhirnya tibalah aku disitu.
Sama*lebih tepatnya disama-samain, ketika menjemput impian, kita terkadang masih ragu dengan kemampuan kita untuk mencapai sesuatu yang ada di depan, atau katakanlah impian, mungkin karena berbagai faktor yang membuat kita gak yakin dengan diri kita sendiri, namun Alloh rencana nya gak pernah kita duga, berbagai jalan Dia berikan untuk kita, kuncinya satu keyakinan, saat disitu masih ada keyakinan, tandanya optimismenya masih menyala, tak usah ditanya, semangat nya pun harus terus berkobar.
huaaaa, masa depan itu Rencana Alloh, kita hanya perlu memaksimalkan usaha dan menggantungkan hasil pada yang Maha Memutuskan tanpa harus khawatir akan akhirnya seperti apa, because Alloh will give the best thing for us

18 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Orang katakan tentang menjadi “Dewasa”

Sekelumit “ini” dan “itu” seakan berputar-putar di kepala. Ini sudah masanya dimana orang-orang mencari cara untuk menghabiskan waktunya(b...