bismillahirrohmanirrohim,
Wahai Rabb yang menaungi semua manusia, naungilah orang-orang yang hamba cintai karenaMu,
yup, kembali lagi keceritaku yang baru. tepatnya ini terjadi Selasa sore. Sudah beberapa terakhir semenjak perkuliahan dimulai, aku dan temanku yang ini mulai rajin shalat bersama*red:berjama'ah. begitupun sore itu, saat adzan dengan anggun memanggil kami, kami mengambil wudhu bergantian, teknisnya aku yang berkunjung ke kamarnya, dan seperti biasa kita selalu saja berebut untuk menjadi makmum*loh,abaikan. setelah dalam beberapa menit akhirnya temankulah yang mengalah, dan membiarkanku untuk menjadi makmum. Saat rakaat pertama dimulai, kami berdua hening takzim melafalkan do'a iftitah masing-masing, saat mulai melantunkan surat al-fatihah entah mengapa aku merasakan sesak yang begitu sakit, hingga tak tertahan lagi untuk mengeluarkan air mata, yang sempurna berputar di kepalaku saat itu adalah gambaran wajah lembut yang mulai menua, yang jika aku perhatikan dari dekat sudah mulai terlihat keriput, disana ada sisa-sisa keletihan di masa yang lalu, ya Rabbi........sontak saat al-fatihah itu dilantunkan dibarengi isak tangis tak tertahan. dan aku semakin sesak saat membayangkan jika tidak memiliki waktu untuk membuat wajah lembut itu tersenyum lebih banyak, membuat hari-harinya semakin indah karena memiliki aku*kenyataan,justru akulah yang berbahagia memilikinya. Setelah menyadari beberapa menit kemudian, Sang Imam yang tak lain temanku itu, juga ikut terisak, karena memang saat maghrib suara imam dibesarkan otomatis isakan yang dikeluarkan temanku yang satu itu jadi begitu jelas. Kami tergugu, menangis dalam-dalam, tanpa tahu apa yang ada dalam pikiran kami masing-masing, hanya menebak apa penyebab isakan itu muncul di maghrib itu. aku sama sekali tidak tahu apa penyebab tangisan temanku, dan *tentusaja, temanku pun tidak tahu-menahu mengapa diriku terisak detik itu. Hanya Rabb yang Maha Tahu apa yang ada dalam pikiran kami satu sama lain. sampai menyelesaikan shalat,kami sama sekali tidak bertanya mengapa, karena sungguh kami seperti telah tahu untuk urusan "itu" tidak usahlah kami bercerita panjang lebar, cukuplah tatapan-tatapan penyemangat, jabatan-jabatan menguatkan, serta pelukan-pelukan hangat yang cukup bisa mengurangi kesakkan kami satu sama lain, sore itu walau menjadi sore yang sendu, tetap masih terdapat harapan-harapan masa depan yang menjanjikan, mimpi-mimpi yang telah dirajut mulai dikuatkan kembali, bersiap untuk menyambut esok pagi yang menjanjikan sebuah senyuman.
Robb, kuatkanlah ikatannya...
sebuah tempat yang aku jadikan untuk berbagi ilmu juga menggali kemampuan menulis dengan begini tidak akan melupakan bagaimana setiap kejadian terlewati. dengan menorehkan tinta aku tidak akan lupa bagaimana tinta itu habis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yang Orang katakan tentang menjadi “Dewasa”
Sekelumit “ini” dan “itu” seakan berputar-putar di kepala. Ini sudah masanya dimana orang-orang mencari cara untuk menghabiskan waktunya(b...
-
bismillahirrohmanirrohim.... now, really feel wanna scream as loud as i can, the tears just fall like this.... i really hate this situat...
-
bismillahirrohmanirrohim.. pagi ini hingga sampai ke malamnya semoga menjadi hari yang berkah. dua mata kuliah lagi, alhamdulillah semog...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar